Film Animasi 3D Sudamala

Senin, 24 September 2012

Motif Bening Aban SUKU DAYAH KENYAH

Para ayah/ibu Suku Dayak tidak menggendong anaknya dengan kain, melainkan dengan “Bening Aban”, salah satu kerajinan khas Suku Dayak Kenyah yang terbuat dari kayu. Bening Aban dihiasi ukiran atau lapisan sulaman manik-manik serta uang logam yang berfungsi mempercantik tampilan. Kayu yang digunakan untuk membuat Bening Aban adalah kayu yang ringan dan lemah, disebut juga kayu Pelai. Kayu jenis ini banyak tumbuh di hutan-hutan primer dan mengandung banyak air. Bening Aban dibuat setinggi 38-40 cm, di bagian bawahnya diberi papan sebagai tempat mendudukkan anak serta diberi tali untuk diangkutkan pada bahu kiri dan kanan. Hiasan yang terdapat pada bagian luar Bening Aban biasanya dibentuk motif khas Suku Dayak dan memiliki filosofi. Bening Aban sendiri memiliki filosofi, yaitu menjunjung tinggi hakekat seorang anak, bahwasanya seorang anak adalah anugrah dari Tuhan. Jika dilihat dari bentuk, bahan dan lukisan, hal-hal tersebut mengandung makna tersirat keinginan orang tua terhadap anaknya. Relief yang terdapat pada Bening Aban umumnya simetris dan meander yang terdiri dari reling pakis, yaitu suatu motif yang melambangkan keabadian hidup. Selain relief, juga terdapat motif-motif berupa taring binatang buas, tanduk rusa, manjangan dan mata uang logam. Ternyata dibalik motif tersebut terdapat makna bahwa orang tua menginginkan anaknya baik. Bentuk Bening Aban dibuat sedemikian rupa sehingga sang anak mendapatkan kenyamanan ketika berada di dalamnya. Para ayah/ibu biasanya menggunakan Bening Aban untuk membawa anaknya ke ladang, ini menunjukkan kasih sayang dan tanggung jawab yang besar para Suku Dayak terhadap anaknya sumber: http://www.dtopengkingdommuseum.com/v3/page_the-museum_ID.html

maos saklengkapipun......