SEJARAH SENI RUPA Oleh: Dewa Made Karthadinata Minggu ke 2 Arti Sejarah dan Seni Rupa Namun Arti dan makna Kebudayaan perlu dimengerti sebab kebudayaanlah yang melatar belakangi Seni Kebudayaan terdiri dari kata budi dan daya, budi akal manusia dan daya artinya usaha atau upaya , jadi kebudayaan berarti daya upaya manusia dengan akal dan perbuatannya untuk mengatasi kebutuhan/tantangan hidup. Gazlba membagi kebudayaan menjadi tujuh bidang : 1. Sistem social yaitu tata hubungan antara manusia dengan manusia 2. Sistem Ekonomi yakni tata hubungan antara manusia dengan benda. 3. Sistem Politik yaitu tata hubungan antara manusia dengan kekuasaan 4. Sistem Pengetahuan dan teknik yaitu tata hubungan antara alam dan kerja 5. Sistem Seni yaitu tata hubungan antara manusia dengan bentuk-bentuk yang menyenangkan. 6. Filsafat yaitu tata hubungan antara manusia dengan kebenaran dan nilai. 7. Agama yaitu tata hubungan antara manusia dengan Tuhan Kuntjaraningrat kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupannya dalam masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Malinowski menyebutkan bahwa dalam kebudayaan terdapat tujuh unsure yang berurutan : 1. Bahasa 2. Sistem teknologi 3. Sistem Ekonomi 4. Sistem social 5. Sistem Pengetahuan 6. Religi 7. Kesenian Manusia dan Binatang : Dari biologi manusia banyak persamaannya dengan binatang ,bahkan dalam ilmu manusia juga termasuk dalam golongan binata ng.yaitu golongan binatang mamalia atau binatang menyusui, diantara gol . mamalia terdapat golongan yang lebih tinggi kecerdasannya, golongan ini disebut primat (kera dan manusia). Namun tetap terdapat perbedaan yang cukup mendasar yaitu manusia mahluk cerdas otak dan akal. Binatang berbuat atas nalurinya, jika lapar ia mencari makan, jika telah kenyang sisa makanannya ditinggal, binatang tidak berpikir, manusia dengan akalnya dapat memecahkan permasalahannya. Dengan alat manusia dapat mengatasi kebutuhan hidupnya. Kebudayaan dan Masyarakat : Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang erat. Akan tetapi hidup manusia sudah tentu ada kelahiran , hidup dan mati Oleh karena itu untuk melangsungkan kebudayaan perlu ada sekelompok masyarakat pendukungnya. Bahkan binatangpun dapat pula mewariskan kepandaiannya kepada keturunannya, missal membuat sarang dengan kodratnya, dari dulu membuat sarang burung itu tetap separti itu. Sedangkan manusia, ia dapat meneruskan kepandaian dari terdahulunya, kepandaian itu harus ditularkan dan menerimanya dengan belajar. Itulah kebudayaan dapat berkembang terus sesuai dengan kemajuan teknologi dan Seni di masyarakat. Perkembangan kebudayaan semakin tersebar seantero jagat, karena manusia pandai berbicara, bahasa adalah alat perantara yang utama, dengan bahasa kebudayaan semakin meluas. Betapa banyaknya juga ragam dan corak kebudayaan Indonesia sekarang, hal itu semua menunjukkan perkembangan dari masa ke masa, dalam perkembangan itu terdapat banyak sekali pengaruh-pengaruh dari luar dan pengaruh tersebut member corak dan sifat-sifat Kebudayaan merupakan pedoman menyeluruh yang berisi sistem-sistem pengetahuan, kepercayaan, gagasan, sistem nilai bagi segala tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya Dalam sejarah kebudayan oleh para ahli budaya membagi zaman sejarah kebudayaan menjadi: 1. Zaman Prasejarah 2. Zaman Purba , yaitu sejak datangnya bangsa dan pengaruh hindu yang bberlangsung antara abad pertama sampa th. 1500.Masehi , yaitu p0unahnya kerajaan Majapahit. 3. Zaman Madia yaitu sejak datangnya agama dan pengaruh Islam sampai abad 19 4. Zaman baru/zaman modern yaitu sejak masukny anasir barat dengban teknologi modern dari tahun 1900 sampai sekarang. Pembagian zaman : Berdasarkan penyelidikan para ahli mengenai manusia pertama menunjukkan bahwa manusia berasal dari suatu bentuk yang paling rendah. Manusia secara evolusi merupakan perkembangan dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat ke tingkat yang paling tinggi diantara semua mahluk, sehingga manusia menduduki puncaknya. Menurut para ahli geologi, waktu sejak terjadinya dunia samapai sekarang dapat dibagi: 1. Archaeikum, berlangsung 2500 juta th bumi masih panas belum ada kehidupan. 2. Paleozoikum zaman kehidupan paling tua berlangsung 3500 juta tahun. Pada zaman ini sudah ada kehidupan (jenis ikan, amphibi dan reptile) zaman ini dapat disebut pula zaman primer. 3. Mezozoikum (pertengahan) atau zaman secunder berkembang sekitar 140 juta th. Zaman ini jenis reptile, amphibi berkembang pesat hingga bentuknya besar-besar seperti dinosaurus (12 meter). 4. Neozoikum (zaman kehidupan baru) berlangsung sejak 60 juta th,zaman ini dibagi menjadi: a. Zaman tertier, jenis binatang menyusui sdh berkembang, reptil besar sdh semakin punah. Primat sdh ada sebagai nenek moyang binatang sekarang. Kera manusia sdh ada. b. Zaman quarter, sejak zaman inilah mulai adanya mahluk manusia,dengan bukti-bukti menunjukkan kira-kira 600.000 tahun yang lalu.(zaman diluvium/alluvium) sejak 20.000 sm hingga sekarang, hidup berkelompok Homo sapiens atau manusia cerdas. Sejak zaman itu timbul pra sejarah, karena sejak adanya manusia sdh terdapat kebudayaan dan sampai manusia mengenal huruf , bangsa Mesir mengenal huruf sejak 4000 th sm. Minggu ke 3 Kesenian Perasaan keindahan bagi manusia tertuang dalam hasil budidayanya yang disebut kesenian.Seni atau “art” aslinya bararti taknik, pertukangan, keterampilan yang dalam bhs. Yunani kuno sering disebut sebagai”techne” Di Eropah dibedakan antara keindahan umum dan keindahan karya seni. Inilah sebabnya lalu dikenal”fine art” atau “high art”, yang dibedakan dengan karya-karya seni, pertukangan. Sejak ini seni dianggap “artifact” atau karya bikinan manusia. Artefact (benda-benda pakai tidak indah, benda pakai indah dan benda-benda indah tetapi tdk ada kegunaan praktisnya. Selanjutnya ada beberapa ahli yang menyebutkan seni adalah segala macam keindahan yang diciptakan manusia.(suwatu prodak keindahan,suatu usaha manusia untuk men ciptakan yg indah-indah yang mendatangkan kenikmatan. Dengan seni, seniman memberikan, menyalurkan, memindahkan perasaannya kepada orang lain, sehingga orang itu merasakan apa yang dirasakan sang seniman. Dan seniman mengungkapkan perasaan akibat pengalaman hidupnya, bukan untuk kepentingannya sendiri, tetapi untuk kepentingan orang banyak. Seni merupakan mengutamakan pesan-pesan budaya yang mengandung unsur-unsur system budaya dari masyarakat yang bersangkutan. Maka dengan berkesenian masyarakat bermaksud menjawab/menginterprestasikan permasalahan kehidupaqn sosialnya, mengisi kebutuhan atau mencapai suatu tujuan bersama, seperti kemakmuran, persatuan, kemuliaan, kebahagiaan dan rasa aman berhubungan dengan yang gaib (supranatural) Kesenian sebagai mana kebudayaan adalah pedoman hidup bagi masyarakat pendukungnya dalam mengadakan kegiatan, yang di dalamnya berisikan perangkat-perangkat model bertindak. Model bertindak ini digunakan secara selektif oleh masyarakat pendukungnya untuk berkomunikasi dalam rangka memenuhi kebutuhan intergratifnya yang berkaitan dengan pengungkapan atau penghayatan estetiknya. Keindahan pada dasarnya merujuk pada pengertian berbagai hal yang mempersyaratkan adanya persentuhan selera, pemahaman dan kepekaan untuk membedakan dan mengapresiasi makna dari suatu bentuk karya manusia yang mengakibatkan tumbuhnya perasaan-perasaan seperti itu. Secara umum orang berpendapat bahwa kesenian adalah hasil ekspresi jiwa manusia terhadap keindahan. Keindahan pada dasrnya merujuk pada pengertian berbagai hal yang mempersyaratkan adanya persentuhan selera, pemahaman dan kepekaan untuk membedakan dan mengapresiasi makna dari suatu bentuk karya manusia yang mengakibatkan tumbuhnya perasaan-perasaan. Persentuhan,selera, pemahaman dan penghayatan yang menumbuhkan rasa pesona itu akan memperoleh maknanya jika orang yang terlibat di dalamnya menggunakan symbol-simbol yang dipahami bersama dalam konteks budayanya. Dalam berbagai keragamannya, perwujudan kesenian senantiasa terkait dengan penggunaan kaidah-kaidah dan symbol-simbol. Penggunaan symbol-simbol seni dalam seni, sebagaimana juga dalam bahasa, menyiratkan suatu bentuk pemahaman bersama di antara warga-warga masyarakat pendukungnya. Dalam perwujudan fisik atau bentuk karya seni, trcermin kaidah-kaidah intra estetik. Intra estetik ini secara menyeluruh dapat dipahami dalam latar kesenian dan kaitannya dengan lingkungan dan kebutuhan estetik, secara emperik hanya mungkin muncul karena adanya pranata seni. Ada beberapa jenis seni yaitu : 1.Hal-hal indah yang berkaitan dengan suara – seni music 2.Hal-hal yang berkaitan dengan visual- Seni rupa 3.Hal-hal yang berkaitan dengan rancang bangunan-arsitektur 4.Hal-hal yang mengutamakan gerak-seni tari 5.Hal-hal yang berkaitan dengan ekspresi gerak,mimic-seni drama. Dsb. Bentuk kesenian pada zaman Purba semua luluh dalam satu ungkapan kehidupan yang manunggal, baru kemudian secara berangsur-angsur berkembang menjadi bagian- bagian. Semula seni itu bentuk ungkapan, tidak terpisah menjadi seni tari, seni rupa, seni music, seni drama, seni kriya dsb. Sebuah karya seni dapat menggambarkan suasana gembira, sedih, marah, lucu dsb, dapat pula membawa kealam keparcayaan dan keluhuran agama. Seorang pengahayat perasaannya mudah tergetar dan hanyut ke dalam ekspresi seni itu. Sudjoko (1975) menyatakan bahwa seni member pengalaman khusus yang disebut pengalaman seni. Pengalaman seni adalah pengalaman rasa yang dirangsang oleh karya seni atau kegiatan seni. Seni rupa dapat dibagi menjadi 2 matra yaitu : 1. Seni rupa bermatra dua (2) mempunyai ukuran luas saja,sehingga seni bermatra dua hanya dapat diamati lewat arah depan.atau hanya mempunyai ukuran panjang x lebar. 2. Seni rupa bermatra tiga (3) adalah senirupa yang mempunyai masa, dapat massif maupun kosong ,sehingga dapat dilihat dari segala arah Menurut fungsinya seni dapat dibedakan: 1. Seni sacral adalah seni yang digunakan berfungsi untuk kepentingan hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan. (Wali, Bebali, Balih-balihan) 2. Seni Fropan adalah seni yang berfungsi untuk hal-hal yang berhubungan dengan keduniawian. 3. Seni Monumental, adalah seni yang digunakan untuk meperingati para tokoh yg berjasa dalam hidupnya (peringatan kejadian). JENIS SENI 1. Berdasarkan demensi a. Seni rupa yang berdemensi dua; adalah hanya mempunyai ukuran luas saja, artinya tidak memiliki isi atau massa, sehingga hanya dapat diamati dari depan saja. Sudah barang tentu jika diamati dari samping tidak akan kelihatan bentuk dan isi nya. Atau dapat dikatakan pula seni rupa bermatra dua hanya memiliki panjang dan lebar. Sifatnya semu baik tekstur maupun perspektifnya, dalam hal ini adalah seni lukis, poster dsb. b. Seni rupa yang berdemensi tiga; yaitu seni rupa yang memiliki massa(isi). Seni rupa berdemensi tiga dapat dilihat dari berbagai arah (depan, samping, atas, bawah dan belakang), bentuknya dapat massif atau berongga. Sifatnya nya baik tekstur maupun bentuknya dapat diraba dalam hal ini seni patung dan seni relief. 2. Berdasarkan tujuan diciptakannya karya seni : a. Seni Terikat, yaitu seni rupa yang diciptakannya untuk maksud tertentu, yang berhubungan dengan kebutuhan lahiriah. Untuk itu maka ide dan ekspresi seniman tidak bebas, melainkan terikat oleh fungsi atau terapan atau applied art. b. Seni bebas atau seni murni, yakni seni rupa yang tidak terikat denganfungsi, diciptakan untuk memenuhi kebutuhan kepuasan bathin melulu.(free art atau fine art) seniman dalam hal ini hanya menciptakan karya seni mengutamakan keindahan estetika atau keindahan seni. 3. Ditinjau dari Perkembangannya, seni dapat dipilahkan: a. Seni Tradisional, yaitu penciptaan seni sesuai dengan lingkungan daerahnya, dapat pula berkaitan dengan yang gaib yang sifatnya sacral. Upacara-upacara keagamaan yang menggunakan karya seni sebagai sarana berdasarkan mitos dan magis, ini akan berkembang dan bertahan sesuai dengan para pendukungnya di masyarakat. Jika tidak ada dukungan seni tradisional itu akan hilang dengan sendirinya. b. Seni Kontemporel, yaitu seni baru yang diciptakan kekinian atau saat ini. Seni kontemporel tidak saja semata-mata ditentukan oleh bentuk baru, akan tetapi akan ditentukan oleh bentuk baru, dengan kreasi baru. Bentuk seni kontemporel dapat imitative, ekspresif, realistic, dan abstrak. c. Seni Pop, yaitu seni yang mencerminkan kesukaan para seniman. Biasanya karya-karyanya dikaitkan dengan budaya yang sedang popular atau budaya rakyat kebanyakan. Seni pop merupakan budaya massa, dan kadang-kadang dijiw2ai oleh rasa homor seniman. 4. Ditinjau menurut fungsinya seni dapat dibedakan sebagai berikut: a. Seni Sakral, Yaitu seni yang difungsikan sebagai sarana kegiatan upacara keagamaan. b. Seni Sekuler, yaitu seni yang berfungsi untuk hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan keduniawian, dan dapat dikatakan pula seni sebagai alat atau objek. Minggu ke 4 HASIL KESENIAN PRIMITIF DAN PRASEJARAH Seni bukan semata-mata perwujudan alam, melainkan juga dapat berupa lambang kejiwaan manusia sendiri lahirnya seni semacam itu tidak didukung oleh kemampuan manusia menggapai alam, melainkan tergantung pada kemampuan me ncipta, keinginan dan kemauan yang kuat. Corak ekspresif mendekati segi cipta yang bersumber pada kebebesan jiwa seseorang, menolak perwujudan alam yang realistic. O(rang premitifpun masih menunjukkan corak ekspresi ini. Pada zaman megalitikum timbul corak baru yang bersifat abstrak. Alam pikiran manusia ketika itu serba hayal mendekati perwujudan yang diperlambangkan. Zaman megalitikum, mereka menhendaki suatu kebahagiaan dan keabadian yang mutlak, dan ini dinyatakan dengan perantaraan perlambang. Di sinilah muncul lambing manusia, yaitu suatu perwujudan idioplastis manusia. Lambang-lambang perwujudan yang serba aneh dan diliputi oleh nrasa gaib ini menjadi milik manusia pada zaman prasejarah. Demikian segala corak, baik yang naturalis, impresif, maupun yang ekspresif tidak terikat oleh zaman pra sejarah menunjukkan sifat yang ekspresif. Mereka menggambar tidak terikat pada bentuk, melainkan hanya berdasarkan pad aide mereka sendiri. Oleh karena itulah kesenian pada zaman prasejarah menjadi sumber inspirasi seniman-seniman modern. Patung-patung pada zaman prasejarah yang mula-mula hanya dianggap benda-benda boneka, sekonyong-konyong mempunyai arti yang dalam dan merupakan sarana pendorong daya kresasi seniman modern. Kehadiran lukisan-lukisan pada dinding gua-gua pada zaman prasejarah ada persamaannya dengan dengan lukisan-lukisan pada dinding dan tiang-tiang rumah tempat upacara bagi masyarakat primitive yang sekarang masih hidup di daerah-daerah pedalaman. Mengenai warna yang digunakan pada lukisan-lukisan primitive kebanyakan menggunakan warna merah yang didapat dari hasil buruannya, agar supaya memperoleh hasil buruan maka mereka mengadakan upacara berburu dengan menombak buruan ,dimana sebelum mengadakan upacara nampaknya dipersiapkan terlebih dahulu lukisan sapi, babi, bahkan tangan-tangan menggambar dengan tekniki sablon, yaitu menempelkan tangan ke dinding goa, lalu disela-sela jeriji dilumuri dengan darah binatang hasil buruannya. Lukisan ini dapat di lihat di goa-goa Leang-leang di daerah Sulawesi selatan. Patung-patung perwujudan kekuatan alam sering diartikan sebagai patung-patung nenek moyang, begitu pula topeng-topeng yang biasa digunakan dalam upacara dan tarian dianggap sebagai topeng-topeng nenek moyang Patung ibu muncul dalam bentuk perlambang, sehingga bentuknya tidak seperti bentuk wanita sesungguhnya. Proporsi dan perbandingan anggota badan wa nita itu dibentuk sedemikian rupa sehingga sifat keibuannya Nampak berlebihan. Oleh karena itu hasil kesenian sejalan dengan fungsi kehidupan, kepercayaan, berkaitan itu maka lambang patung seorang ibu itu lambangkan kesuburan dan kebahagian dan selanjutnya patung tersebut dijadikan sarana pemujaan bagi masyarakat pendukung. SENI RUPA INDONESIA PADA ZAMAN PRASEJARAH Pada zaman Prasejarah dapat dibagi nmenjadi: 1. Zaman batu, Pada zaman ini alat-alat dibuat dari batu, kayu, tulang, tanduk, dsb. Zaman batu dapat dibagi menjadi 3 zaman: a. Zaman Batu Tua (Palaeolitkhicum), nzaman batu tua ini berlangsung kira-kira selama 600.000 tahun. Ciri-ciri zaman ini yaitu alat-alat dibuat dari batu yang pengerjaannya amat kasar dan alat ini tidak diasah. Manusia masih nomaden tidak punya tempat tinggal tetap. Jenis manusianya masih tergolong manusia purba (Pithecanthropus Erectus), manusia purba ini dapat membuat alat dari batu yang disebut “Chopper” alat penetak, alat ini ditemukan di Bijing dan di Daerah Ngandong dekat Ngawi. b. Zaman Batu Tengah (Mesolithicum) Kebudayaan Mesolithicum Indonesia mendapat pengaruh dari daratan Asia yang membawa corak sendiri. Kebudayaan baru yang dari Asia dibawa oleh orang-orang yang berasal dari Yunan kira-kira 2000-4000 SM. Peninggalan Mesolithicum terdapat di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Flores. Mereka sudah mempunyai tempat tinggal yaitu dalam Goa-goa, memproleh makanan dari hasil berburu dan bertani, sedangkan mereka yang hidup di pesisir pantai mereka memperoleh makanan dari laut yang berupa kerang. Rumah di pinggir pantai kebanyakan menggunakan rumah panggung sekedar untuk berteduh, belum membuat bangunan yang dihias dan masih sangat sederhana. Hidup mereka sudah bercocok tanam yang sangat sederhana dengan alat dari batu yang sudah di asah dihaluskan sesuai dengan keperluan(pable). Pable ini dianggap sudah mengenal kesenian karena alat pa ble itu sudah dihaluskan dan diusahakan menjadi bagus. Selanjutnya ada diketemukan sebuah alat dari batu yang sudah dihias dengan ornament garis-garis sejajar dan yang lainnya digambari bentuk seperti mata, dan alat-alat ini ditemukan ditumpukan kulit kerang yang disebut dengan nama Kyokkenmodinger. c. Zaman Batu Baru Pada zaman ini orang sudah membuat rumah, berarti mereka mulai bertempat tinggal tetap. Mereka telah pandai bercocok tanam, berternak, dan membuat barang-barang untuk keperluan hidupnya; seperti perabot rumah tangga, berupa pakaian dan periuk belanga. Penghidupannya tidak lagi food gathering, melainkan food producting. Mereka hidup berkelompok-kelompok, berarti telah bermasyarakat dan telah tercipta kerja sama antar anggota masyarakat yang diatur melalui tatacara tertentu. Barang-barang seni rupa yang menjadi bukti kemajuan hidup manusia neolithicum antara lain: 1). Kapak, pada zaman ini orang-orang telah membuat kapak dari batu yang diasah halus, merupakan karya seni pada zaman ini. Kapak pada Neolithicum ini berbentuk persegi dan lonjong. Kapak ini dibuat berbagai ukauran dari yang paling besar dan hingga bentuknya yang terkecil. Yang paling besar digunakan beliung dan yang kecil digunakan sebagai pahat. Kapak-kapak tersebut dibuat dari batu api dan ada pula yang dibuat dari batu chacedon. Kapak yang dibuat dengan bahan batu api nampaknya dibuat dibeberapa tempat lalu kapak itu diperjualbelikan lewat perdagangan barter. Kapak yang dibuat dengan bahan chaledon bentuknya sangat halus dan sangat indah serta tidak diperdagangkan karena tidak digunakan sehari-hari, tetapi digunakan sebagai tanda kebesaran atau perlengkapan upacara, bahkan ada yang menganggap sebagai jimat atau pusaka. 2). Perhiasan, pada zaman ini perhiasan dibuat dari batu, berupa cincin, gelang, kalung, benda perhiasan tersebut ada bentuknya kecil ada pula yang bentuknya besar. Gelang yang ukurannya paling besar tidak dipakai pada manusia tetapi itu digunakan sebagai pelengkap upacara. Demikian pula gelang yang paling kecil digunakan sebagai alat tukar (uang). Perhiasan tersebut dikenakan untuk menghias tubuh agar supaya menjadi indah atau lebih cantik bagi wanita dan gagah/berwibawa bagi laki-laki. 3). Tembikar, tembikar ini banyak ditemukan dalam gundukan batu kulit kerang di Sumatra, saying tembikar ini tidak ditemukan dalam bentuk yang utuh, hanya berupa pecahan-pecahan tembikar. Bentuknya sangat indah karena dalam pembuatannya untuk mengidahkannya mereka membuat tembikar diatas anyaman, sehingga Nampak ada hiasan anyaman. Bentuknya amat sederhana belum menggunakan alat putar. Barang tembikar setelah selesai dijemur panas matahari dan selanjutnya dibakar dengan menggunakan tungku lading. 4). Pakaian, hiasan pada tembikar diperkirakan orang pada zaman itu sudah mengenal tenun kain untuk membuat pakaian. Ada juga pakaian dari kulit kayu. 2. Zaman Kuningan, pada zaman ini di beberapa daerah terdapat alat-alat yang dibuat dari kuningan. 3. Zaman Perunggu, Zaman ini orang menemukan campuran antara tembaga dengan timah, yang disebut perunggu. Perunggu lebih kuat dari pada kuningan, amat baik untuk membuat alat-alat pertanian atau alat yang digunakan sehari-hari. 4. Zaman Besi, pada zaman ini orang melebur bijih besi dijadikan batang besi sebagai bahan untuk membuat alat-alat untuk keperluan hidup. Minggu ke 5 Kepercayaan Terhadap Roh Nenek Moyang Manusia yang masih hidup selalu menjaga hubungan baik dengan roh nenek moyang, sebab mereka beranggapan bahwa orang yang telah meninggal tetap berpengaruh kepada seluruh masyarakat, bahkan selalu mengawasi anak cucu dalam melaksanakan adat istiadat yang ditinggalkannya. Apabila anak cucu lengah menjalankan adat istiadat yang mereka warisi, maka arwah nenek moyang akan marah dan menimbulkan malapetaka. Berkaitan dengan kepercayaan tersebut maka terjadilah beberapa upacara penghormatan kepada roh leluhur : - menempatkan tulang tengkorak dan membalut dengan tanah liat serta memberi mata dengan kerang, lalu di tempatkan di rumah adat sebagai penghormatan. - Di Papua terdapat patung kayu dalam sikap duduk maupun berdiri (kowar) berbentuk manusia dengan ukuran kepala lebih besar dari pada badan. - Kemampuan orang primitif membuat lambang seperti goresan atau gambar-gambar yang terdapat pada nekara perunggu, ukiran pada haluan perahu, ukiran pada tongkat dan pahatan pada tiang-tiang rumah, semuanya itu merupakan lambing pe nolak balak. - Kerbau, merupakan lambing penolak bahaya/balak atau sebagai tunggangan roh yang telah meninggal (lihat suku Minangkabau). Kerbau juga dianggap lambing kesuburan. - Palus atau alat kelamin laki-laki dianggap lambang sebagai penolak balak. - Ular merupakan lambing dunia bawah karena ular dianggap berada di dalam tanah. - Burung Enggang (suku Dayak) merupakan lambing rong terbang ke sorga sekaligus menggambarkan dunia atas. - Pohon Hayat, merupakan lambing semua yang hidup di alam ini, dan segala kemakmuran (Hindu menyebut Kalpataru) Setelah orang menemukan logam, maka teknologi mengolah logam menjadikan suatu hal yang baru bagi mereka, ternyata logam lebih gampang di bengtuk dari pada membuat alat dari batu. Kebudayaan perunggu (dongson), kebudayaan ini dibawa oleh pengembara dari Asia Belakang. Hasil kebudayaan perunggu ini adalah Nekara maupun Moko. Nekara, terbuat dari perunggu seperti genderang perang atau menyerupai bentuk da ndang yang dipakai dalam upacara-upacara, seperti penguburan jenazah, mas kawin dan upacara memangil hujan. Di Bali (Pura Penataran Sasih) tersimpan Nekara dalam ukuran yang sangat besar yaitu tinggi 1.5 m lebar 1m. Dan Moko berukuran lebih kecil, bentuk langsing, dan garis tengahnya lebih pendek. Hiasan pada Nekara, terdapat meander, perahu jenazah, bentuk manusia, burung enggang, hiasan geometris, kodok dsb. Selain Nekara pada jaman perunggu ini juga menghasilkan bermacam-macam kapak perunggu, diantaranya terdapat kapak perunggu raksasa, mengingat bentuknya yang sangat besar tidak mungkin digunakan sehari-hari, namun lebih memungkinkan kapak tersebut digunakan untuk sarana upacara dan sebagai tanda kebesaran (Yogyakarta). Di samping itu terdapat pula kapak corong yang terbuat dari pderunggu yang bentuknya amat pariatif ada yang besar dan ada pula yang kecil. (Sulawesi dan P.Roti) Pada zaman perunggu juga ditemukan bentuk-bentuk perhiasan (gelang, binggel, anting-anting, kalung dan cincin. Cara menuang perunggu umumnya dilakukan dengan sederhana yakni; asire perdue (cetakan tunggal), dan bepalpe(terdapat anak dan induk cetakan) Seni Rupa Megalitikhum Wujud seni rupa pada zaman Megalithbikum, berupa peninggalan batu-batu besar yang tujuannya untuk sacral/pemujaan antara lain berupa: 1. Dolmen yaitu meja batu besar yang disusun dengan 4 batu kaki penyangga, sehingga bentuknya seperti meja batu. 2. Sarkopagus (peti mati), adalah untuk menyimpan jenazah leluhur, dalam bentu dua lempeng batu besar yang dapat ditangkupkan. 3. Menhir, semacam tiang batu besar, untuk memperingati para pemuka atau orang yang dianggap penting dalam kehidupan masyarakat. 4. Punden berundag, yaitu susunan batu bertingkat sehingga menyerupai bentuk segi empat panjang, dan biasanya dibelakangnya terdapat menhir, yaitu tempat untuk melakukan upacara berhubungan dengan leluhur.
0 komentar:
Posting Komentar