Pendahuluan
Limbah memang merupakan masalah utama di setiap kota dan menjadi persoalan yang belum dapat diatasi walaupun arah kesana sudah diupayakan. Limbah plastik merupakan limbah yang tidak dapat terurai oleh bakteri(Vesilind et al, 2003). Masyarakat semakin maju dan berkembang sehingga kebutuhan sehari-harinya pun semakin bertambah. Setiap hari manusia selalu menghasilkan sampah terutama sampah plastik, baik itu rumah, di perkantoran, di pabrik-pabrik, di pasar, bahkan di jalanan sekalipun. Dimana-mana selalu ada produk makanan atau barang yang habis masa ekonomisnya sehingga dianggap sudah tidak diperlukan lagi dan dibuang menjadi sampah. (Sudiarno :2006)
Jenis limbah plastik yang timbul terdapat berbagai macam jenis, misalnya plastik HDPE,LDPE,OPP, dan masih banyak lainnya(Hadi permana, 2009). Plastik OPP dalam vanishing cetak merupakan limbah yang mempunyai jumlah melimpah. Menurut observasi yg dilakukan di daerah Surakarta dan sekitarnya menghasilkan limbah plastik OPP per hari kurang lebihnya dua ribu kilo. Limbah tersebut belum ada penanganan khusus, limbah tersebut hanya di biarkan begitu saja dan belum adanya pendaur ulangan kembali. Apabila limbah OPP tersebut di biarkan secara terus menerus maka akan berdampak pada lingkungan sekitar misalnya saja menjadikan pandangan tidak nyaman, dapat mengurangi kesuburan tanah, menyebabkan perubahan iklim.
Selain limbah plastik, limbah kayu juga belum maksimal dimanfaatkan menjadi bahan baku yang lebih bermanfaat dan berguna bagi masyarakat. Limbah kayu untuk dmanfaatkan sebagai kerajinan tangan juga masih jarang keberadaannya.
Permasalahan diatas dapat di jadikan potensi terutama dalam pengembangan ipteks dan nilai expert. Oleh karena itu pewujudan karya yang telah dikembangkan oleh Mursidah yaitu dengan mendaur ulang limbah plastik OPP teknik makrame dan limbah kayu yang di aplikasikan dalam bentuk kerajinan tangan.
Dengan terciptanya sistem ini, diharapkan adanya suatu instrumen yang penting dalam pengelolaan dan pengolahan sampah karena pengelolaan dan pengolahan sampah berdampak langsung pada kualitas lingkungan hidup. Selain itu, program pemanfaatan sampah plastik ini akan berdampak langsung pada perekonomian karena memberikan lapangan kerja baru dan memajukan perekonomian masyarakat dan dengan mengangkat plastik sebagai bahan baku pembuatan produk yang baru, diharapkan akan memberi hal yang baru di dunia pengolahan limbah plastik.
Mursidah bekerjasama dengan galeri “Rumah Kriya Kita” mengembangkan produk Kerajinan tangan dengan teknik makrame karena masih jarangnya produk ini dipasaran. Selain itu, makrame merupakan salah satu kerajinan tangan yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia dan sebagai penerus bangsa kita harus melestarikan kekayaan budaya tentang seni ikat mengikat yaitu teknik makrame. Selain Kerajinan dari limbah plastik Mursidah juga mengembangkan usaha kerajinan tangan pernak pernik dari limbah kayu.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah yang akan diungkapkan adalah sebagai berikut, “Bagaimana merancang Kerajinan tangan yang berbahan baku limbah plastik OPP dan Kerajinan tangan dari lumbah kayu?”,Bagaimana menerapkan teknik makrame dengan limbah plastik OPP pada produk Kerajinan tangan dan apa saja kerajinan yang dapat dibuat ari limbah kayu sehingga limbah tersebut menjadi suatu produk yang mempunyai potensi dalam ipteks dan expert terutama dalam bidang tekstil aspek elemen interior?
Berdasarkan rumusan tersebut, dapat dijelaskan tujuan penulisan makalah ini yaitu memberi gambaran tentang desain produk yang berbahan baku limbah plastik OPP dan limbah kayu menjadi produk yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Profil usaha
Nama Perusahaan : Rumah Kriya Kita & Batik Kireina
Alamat Perusahaan : Jl. Raya Batu Jamus-Sragen Km-2
Segong, Mojodoyong, Kedawung, Sragen
Hp. 081 226 089 17
Nama Pengelola : Mursidah dan teman - teman
Alamat : Plosorejo RT/RW 01/II, Kuto, Kerjo, Karanganyar
Jenis Produk : Kriya dan Batik
Produk yang sedang dikembangkan :
-Pemanfaatan Limbah Plastik Opp sebagai bahan utama pembuatan Kap Lampu, Partisi.
-Kerajinan Tangan dari Kayu seperti Batok Kelapa, biji-bijian dan Kaloco atau buah Karet
-Batik Tulis dan Batik Cap
Pemanfaatan limbah plastik opp teknik makrame dan kayu sebagai perancangan produk
Kerajinan tangan
Pembahasan
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994). “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996). “Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula”. (Tandjung, Dr. M.Sc., 1982) “Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai.” (Radyastuti, W. Prof. Ir, 1996).
Dari semua pengertian itu dapat disimpulkan bahwa sampah adalah bahan atau barang selain zat cair dan gas yang sudah dibuang karena tidak terpakai lagi, tidak berguna atau tidak dikehendaki. (agus iskandar. 2006:1)
A. Jenis Sampah
2. Sampah Organik, Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
3. Sampah Anorganik, Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti stein lees, plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.(agus iskandar. 2006: 2)
Sampah plastik tidak dapat dihancurkan walaupun telah bertahun-tahun tertimbun di dalam tanah, sampah plastik akan tetap seperti wujudnya semula. Dibakar pun sampah plastik tidak akan menjadi abu.Sampah plastik sangat merusak lingkungan hidup manusia. Padahal sekarang, bahan plastik telah digunakan dimana-mana. Plastik dipakai untuk pembungkus, tali, alat rumah tangga, alat dapur, alat sekolah, dll. (agus iskandar.2006:5)
B. Jenis plastik
Pada tingkat bandar, lapak, dan sebagainya, masih saja kesulitan dalam membedakan jenis plastik sebab secara fisik banyak sekali kemiripan fisik walaupun sebenarnya berupa jenis plastik yang berbeda. Untuk kemasan produk yang dapat didaur ulang terdapat tanda tiga anak panah melingkar dan didalamnya memiliki nomor tertentu dari angka 1 sampai 7, sesuai dengan jenis masing-masing plastik. Untuk itu disini akan diidentifikasi atas produk yang ada berdasarkan jenis polimer pembentuknya, yaitu:
1. PETE/PET
Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya.
Botol jenis PETE/PET ini disarankan hanya untuk sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker dalam jangka panjang. Bahan PETE ini pun berbahaya bagi pekerja yang berhubungan dengan pengolahan maupun botol daur ulang botol PETE. Pembuatan PETE menggunakan senyawa antimoni trioksida. Senyawa ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan dengan menghirup udara yang mengandung senyawa tersebut. Seringnya menghirup senyawa ini dapat mengakibatkan iritasi kulit dan saluran pernapasan. Mayoritas bahan PETE di dunia digunakan untuk serat sintesis dan bahan dasar botol kemasan. Di dalam pertekstilan, PETE biasa disebut dengan polyester.
2. HDPE
Pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, Tupperware, galon air minum, kursi lipat dan lain-lain. Botol plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PETE, HDPE juga disarankan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.
3. V/PVC
Tertulis (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V. V itu memiliki arti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap) dan botol-botol. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. PVC mengandung DEHA(diethylhydroxylamine) yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15°C.
Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh ditambahkan dengan suatu bahan pelembut (plastikizers). Beberapa contoh pelembut adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate (DEHA), dan bifenil poliklorin (PCB) yang digunakan dalam industri pengepakan dan pemrosesan makanan.
a. Bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah dilarang pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia (karsinogenik). Tanda dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan kaki lemas. Sedangkan pada wanita hamil, mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat.
b. Bahan pelembut lain yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA. DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormon kewanitaan pada manusia). Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati. Untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi jika setiap hari kita terkontaminasi oleh DEHA, maka sebaiknya kita mencari alternative pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
c. Bahaya lain yang dapat mengancam kesehatan kita adalah jika kita membakar bahan yang terbuat dari plastik. Pembakaran plastik ini dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi kita. Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen manusia. Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.
d. Bahan pelembut ESBO (epoxidized soybean oil) juga biasa digunakan sebagai insektisida. Sejauh ini, bahaya bahan pelembut ini bagi kesehatan manusia belum ada/dalam penelitian. Sedangkan bagi lingkungan, ESBO mampu membunuh zooplankton, dan hal ini berakibat pada terganggunya rantai makanan hewan-hewan laut. Hal tersebut pun akan berdampak pada terganggunya sumber protein, khususnya ikan, bagi manusia.
4. LDPE
Logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastik, dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Sifat mekanis jenis LDPE ini adalah kuat, tembus pandang, fleksibel dan permukaan agak berlemak, pada suhu 60 derajat sangat resisten terhadap reaksi kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat didaur ulang serta baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibelitas tapi kuat. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
5. PP
Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.
Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.
6. PS
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. Biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6. Namun, bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga dan meninggalkan jelaga.
7. OTHERS
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu: SAN – styrene acrylonitrile, ABS – acrylonitrile butadiene styrene, PC – polycarbonate, Nylon. Dapat dtemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat rumah tangga, komputer, alat elektronik dan plastik kemasan. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi dan sikat gigi. Sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Bahan-bahan ini merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman. PC (polycarbonate) dpt ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat dan kaleng kemasan makanan serta minuman, termasuk kaleng susu formula. (Hadi permana, 2009:17)
8. OPP
Terdapat pula jenis plastik yang tergolong plastik OPP, plastik OPP juga terdapat tingkatan-tingkatan tertentu. Golongan plastik OPP ini yaitu biasanya digunakan sebagai pembungkus pakaian, pembungkus kue, dan ada pula yang digunakan dalam proses percetakan. Sifat dari plastik ini yaitu bening, tahan panas, dan lentur.
Usaha daur ulang plastik, juga sangat berperan dalam membantu dan memelihara kebersihan lingkungan. Berbagai sampah plastik tersebut jika dibiarkan akan menjadi timbunan sampah, yang lama-kelamaan merupakan ancaman bencana yang berbahaya, seperti yang belum lama ini terjadi. Berbagai sampah plastik tersebut tidak dapat terurai sehingga tidak ramah atau berbahaya bagi lingkungan.
Limbah plastik merupakan masalah yang sudah dianggap serius bagi pencemaran lingkungan khususnya bagi pencemaran tanah. Bahan limbah tersebut merupakan bahan yang tidak bisa terurai oleh bakteri. Dan alangkah baiknya jika limbah tersebut dapat digunakan lagi dengan cara mendaur ulang dan dijadikan produk baru. Upaya pengelolaan daur ulang limbah an organik telah banyak dilakukan oleh pemerintah, seperti dengan menyediakan tempat sampah yang sudah dipecah menjadi beberapa kategori sampah (sampah basah dan sampah kering). Akan tetapi strategi ini masih belum memberikan hasil yang signifikan. Dengan kata lain, manajemen yang ada saat ini belum sepenuhnya berjalan efektif. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah tidak berdasarkan kategori sampah
Usaha daur ulang juga sangat berperan dalam membantu dan memelihara kebersihan lingkungan. Berbagai sampah tersebut jika dibiarkan akan menjadi timbunan sampah, yang lama-kelamaan merupakan ancaman bencana yang berbahaya, seperti yang belum lama ini terjadi. Berbagai sampah an organik tersebut tidak dapat terurai sehingga tidak ramah atau berbahaya bagi lingkungan.
Konsep pengelolaan dan pengolahan sampah secara tradisional sudah mulai ditinggalkan oleh beberapa kota besar di Indonesia. Sebagai contohnya yaitu penduduk Ubud, Bali, yang telah memulai mengolah limbah menjadi biogas sebagai energi untuk memasak dan penerangan rumah (Salim, E., 2005). Lalu Masyarakat Dusun Badegan, Bantul, DI Yogyakarta yang telah mendirikan Bank Sampah mengubah sampah domestik mereka menjadi uang (Kompas, 2008). Bank Sampah tersebut juga bermanfaat untuk mengurangi volume sampah domestik yang akan dibuang ke TPS. Dari contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di tingkat bawah (rumah tangga) dari beberapa kota di Indonesia sudah mulai terlibat langsung dalam melaksanakan konsep pengelolaan sampah secara modern, yaitu dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).
C. Makrame
Kata makrame berasal dari bahasa Turki. (Turki: Ma-kra’ma atau Miqramah) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan : bentuk suatu kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rangkaian benang pada awal atau akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai. Kerajinan menyimpul atau mengikat tali sudah lama dikenal di Negara kita. Sebagai contoh dapat kita lihat alat penangkap ikan, seperti jala, jaring, sair (sunda), bahkan sampai perlengkapan pakaian, seperti topi, sarung tangan, kaos kaki, keranjang atau tas, dan masih banyak lagi contoh lainnya, yang semuanya dikerjakan dengan teknik simpul, dengan mengandalkan ketrampilan tangan, tanpa menggunakan alat bantu mesin.
Dari kebiasaan membuat simpul yang fungsional dan artistik itu pada akhirnya muncul seni kerajinan yang khusus menggunakan teknik ikat-mengikat tanpa bertujuan menguatkan benda lain seperti yang semula dilakukan.
Banyak jenis kerajinan makrame yang sepenuhnya merupakan kegiatan ikat mengikat yang tidak untuk mengikatkan ujung sesuatu tenunan seperti yang semula dilakukan. Di antara jenis-jenis kerajinan simpul atau makrame yang sering kita lihat adalah hasil karya berupa: ikat pinggang, penghias gerabah atau keramik, tas, hiasan dinding, keranjang untuk menggantung tanaman, gorden, gelang, topi, rompi, taplak meja dan sebagainya. Pokoknya demikian banyak
benda yang dapat dibuat dengan teknik makrame atau menyimpul.
D. Simpul-Simpul Dasar Makrame
Untuk keperluan latihan awal belajar makrame, di Gambar-gambar ini akan disajikan simpul-simpul dasar yang mendasari bentuk-bentuk karya yang disebutkan di atas.
Sebelum berlatih menyimpul, siapkan dulu tali yang ukurannya sesuai kebutuhan. Diusahakan tali yang dipakai memiliki sifat lentur atau tidak kaku,biasanya menggunakan tali bahan plastik, nilon atau katun. Beberapa jenis simpul dasar yaitu:
E. Teknik Anyam Makrame
Masna Tanudimadja dalam bukunya Terampil Menganyam Bambu Halus (2008: 5), mengatakan bahwa menganyam merupakan salah satu karya yang sudah tidak asing lagi di seluruh Indonesia. Prinsip dasar dari anyaman sama dengan prinsip dasar dari tenunan dimana ada pakan dan ada lusi. Lusi merupakan bahan yang diposisikan dengan arah vertikal sedangkan pakan merupakan bahan yang diposisikan dengan arah horisontal.
Budiyono dalam bukunya Kriya Tekstil Jilid 3 (2008: 421), menjelaskan bahwa teknik anyaman sama dengan teknik tenun yang merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan azas (prinsip) yang sederhana yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Dengan kata lain bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian.
Macam dari teknik anyaman sangat berfariasi, dalam eksperimen Kerja Profesi penulis mengaplikasikan beberapa teknik anyaman, yaitu:
a. Anyaman Langkah Satu (Anyaman Sasag)
Anyaman langkah satu (anyaman sasag) merupakan anyaman dengan langkah angkat satu kemudian ditumpangi satu. Pengertian dari angkat satu tumpang satu yaitu untuk satu angkatan deretan lusi ditumpangi satu pakan begitu terus sebaliknya. Anyaman ini merupakan anyaman paling dasar dalam pembuatan anyaman (Masna, 2007: 14).
b. Anyaman Langkah Dua (Anyaman Kepang)
Anyaman langkah dua (anyaman kepang) merupakan anyaman dengan langkah angkat dua kemudian ditumpangi dua. Maksud dari langkah yang dijelaskan yaitu untuk setiap langkah anyaman diambil dua bahan untuk ditumpangi dua bahan begitu terus secara bergantian baik pakan maupun lusi (Masna, 2007: 33).
c. Anyaman Lingkar
Anyaman lingkar merupakan anyaman dengan arah melingkar. Anyaman ini biasanya menggunakan 20-24 bahan untuk mendapatkan lingkar penuh. Langkah dari anyaman ini selain melingkar juga terdapat anyaman dasar yaitu anyaman sasag dan anyaman kepang. Aplikasi produk dari anyaman ini seperti: pelengkap interior, perabot rumah tangga, dan lain-lain.
d. Anyaman Truntum
Anyaman truntum adalah anyaman dengan mengadopsi motif truntum. Anyaman ini merupakan pengembangan dari anyaman-anyaman yang sudah ada. langkah pengerjaan dari anyaman ini terdiri dari 2 langkah yaitu langkah anyaman segi enam kemudian dilanjutkan dengan anyaman sisip. Anyaman segi enam merupakan anyaman dasar dari anyaman ini, sementara anyaman sisip digunakan untuk pembentukan motif dan penguat dari anyaman.
Contoh bahan plastik OPP dan anyam limbah plastik opp dengan teknik makrame
Simpul pipih simpul kordon
Simpul jasmine simpul mut
F. Produk Lampu Bahan baku Limbah Plastik OPP Kerajinan teknik Makrame
1. Lampu meja
Lampu hias interior ini adalah lampu hias meja yang mengambil bentuk persegi dan ada bentuk daun di dalamnya. Karya ini dengan ukuran 30 x 25 cm difungsikan sebagai penerangan meja ruang tamu.
Teknik macramé yang digunakan dalam karya ini yaitu simpul pipih dan simpul kordon. Warna yang digunakan yaitu warna yang ditimbulkan dari warna plastic itu yaitu warna bening.
Pada dacgraund di gunakan simpul pipih dan pada bentuk daun digunakan simpul kordon untuk memunculkan bentuk daun tersebut.
a. Sketsa desain
b. Ilustrasi desain
\
c. Gambar teknik
d. Foto produk
2. Lampu lantai
Lampu hias interior ini adalah lampu hias lantai dengan tinggi 175 cm, mengambil bentuk pohon yang di desain lebih simpel. Karya ini difungsikan sebagai penerangan pada sudut ruangan.
Teknik macramé yang digunakan dalam karya ini yaitu simpul pipih dan simpul kordon. Warna yang digunakan yaitu warna yang ditimbulkan dari warna plastic itu yaitu warna bening.
Lampu yang digunakan yaitu lampu uplight karena juga untuk menonjolkan bentuk yang tinggi, agar cahayanya naik sampai diatas.
a. Sketsa desai
b. Ilustrasi desain
c. Gambar teknik
50 cm
d. Foto produk
G. Dokumentasi Kerajinan tangan Limbah Kayu
Produk Limbah Kayu
Penutup
Simpulan
Pemanfaatan limbah plastik Opp sebagai perancangan produk kerajinan tangan teknik makrame dan limbah kayu dapat di jadikan potensi terutama dalam pengembangan ipteks dan nilai expert. Oleh karena itu pewujudan karya yang telah dikembangkan oleh Mursidah yaitu dengan mendaur ulang limbah plastik OPP dijadikan bahan baku kerajinan tangan teknik makrame dan limbah kayu dijadikan souvenir dan kerajinan tangan. Dengan terciptanya sistem ini, diharapkan adanya suatu instrumen yang penting dalam pengelolaan dan pengolahan sampah karena pengelolaan dan pengolahan sampah berdampak langsung pada kualitas lingkungan hidup. Selain itu, program pemanfaatan sampah plastik ini akan berdampak langsung pada perekonomian karena memberikan lapangan kerja baru dan memajukan perekonomian masyarakat dan dengan mengangkat plastik sebagai bahan baku pembuatan produk yang baru, diharapkan akan memberi hal yang baru di dunia pengolahan limbah plastik.Selain Limbah plastik, limbah kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan tangan dalam pembuatan souvenir. Diharapkan usaha ini akan memberikan manfaat bagi pengusaha itu sendiri dan masyarakat pada umumnya.
Pada pemanfaatan limbah plastik OPP teknik makrame dibuat kerajinan tangan dipilih karena masih jarangnya produk ini dipasaran. Selain itu, makrame merupakan salah satu kerajinan tangan yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia dan sebagai penerus bangsa kita harus melestarikan kekayaan budaya tentang seni ikat mengikat yaitu teknik makrame. Pada pemanfaatan limbah kayu pada pembuatan pernak-pernik dan souvenir menggunakan batok kelapa, biji-bijian, Kaloco/buah karet, dan kayu lainnya.
Produk yang dihasilkan dari pengolahan limbah plastik OPP dipadu dengan teknik makrame yaitu kap lampu meja dan kap lampu lantai. Kerajinan tangan dari limbah kayu berupa souvenir, tempat pensil, jam weker , dan celengan.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 1995. Masalah Pencemaran. Bandung : Trasito
Dian, Aksara. 2006. Polusi Air.Bandung : Puri Pustaka
Imam Ismoyo, Hendargo. 1994. Kamus Istilah Lingkungan Hidup. Jakarta : PT. Bin Arena Pariwara
Iskandar, Agus. 2006. Daur Ulang Sampah. Jakarta: Azka Press
Masna Tanudimadja. 2007. Terampil Menganyam Bambu Halus. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.
Permana, Hadi. 2009. Pencemaran Desa. Bandung : Citra Praya
Puspo, Goet. 2005. Pemilihan Bahan Tekstil. Yogyakarta:Kanisius
Sanyoto, Ebdi. 2005. Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain.Yogyakarta: Arti Bumi Intaran
Soeriaatmadja, R.E. 1977. Ilmu Lingkungan. Bandung : ITB
Sudiarno, Adithya. 2006. Integrasi Ergonomi Total dan Ekologi pada Pemodelan Sistem Manajemen Sampah di Kota Surabaya Menuju Kota Ecopolish. Laporan Tesis. Jurusan Teknik Industri ITS, Surabaya
Vesilind, Worrell, dan Reinhart. 2003. Solid Associates. Waste Engineering. Brooks/Cole Thomson
Film Animasi 3D Sudamala
Rabu, 03 Juli 2013
Pemanfaatan limbah plastik opp teknik makrame dan kayu sebagai perancangan produk Kerajinan tangan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kaya punya mursidah teman ku...
BalasHapusIYA, saya saudaranya mbk
BalasHapus