Kakeibo, Cara Hemat Uang ala Jepang Menghemat uang mungkin menjadi prioritas kamu di tahun 2018. Saat ini, ada banyak aplikasi mudah kita jumpai di Google Play maupun App Store untuk mencatat keuangan pribadi yang bertujuan untuk berhemat. Tapi untuk sejenak, lupakan semua aplikasi tersebut karena kita akan mempelajari teknik tradisional menghemat uang ala Jepang yang disebut dengan Kakeibo! Kakeibo, Cara Hemat Uang ala Jepang Apa itu Kakeibo? Berasal dari bahasa Jepang, Kakeibo berarti buku besar keuangan rumah tanga, yaitu teknik yang digunakan oleh orang Jepang untuk mengelola uang. Cara yang digunakan Kakeibo yaitu dengan menuliskan semua pengeluaran sehari-hari ke dalam buku catatan fisik, bukan aplikasi smartphone atau pun software komputer. Konon dengan Kakeibo, kamu bisa menghemat pengeluaran hingga 35%. Kakeibo sendiri sebenarnya bukan barang baru. Metode Kakeibo sudah digunakan orang Jepang sejak 1904. Tapi karena seorang penulis Jepang bernama Fumiko Chiba baru saja merilis buku dengan judul Kakeibo dalam bahasa Inggris, jadilah Kakeibo menjadi terkenal melaui Instagram. Empat Pertanyaan Dasar Sebelum menghemat uang dengan teknik Kakeibo, ada empat pertanyaan dasar yang wajib dijawab, yaitu: · Berapa uang yang dimiliki? · Berapa uang yang akan dibelanjakan? · Berapa uang sebenarnya yang dibelanjakan? · Bagaimana cara melakukan perbaikan keuangan? Cara Menghemat Uang dengan Teknik Kakeibo 1. Pada awal bulan, tuliskan semua pendapatan dan pengeluaran tetap, misalnya gaji, cicilan kendaraan, cicilan KPR, sewa rumah/kost, tagihan listrik, tagihan telpon dll. Selisih antara pendapatan dengan biaya menunjukan berapa uang yang tersedia sampai akhir bulan. 2. Perkirakan berapa jumlah uang yang ingin ditabung lalu tuliskan di samping sisa uang yang tersedia pada point 1. 3. Selanjutnya, catat semua pengeluaran yang terjadi selama satu bulan. Pengeluaran yang terjadi selama satu bulan itu dibagi menjadi 4 kategori: · Survival/kebutuhan, yaitu pengeluaran yang jika tidak terpenuhi bisa mengganggu aktivitas harian kamu, misalnya makanan, transport, pengobatan, sewa, dll. · Optional/pilihan, yaitu pengeluaran yang sifatnya pilihan atau tidak wajib, jika pengeluaran ini tidak terpenuhi tidak akan menganggu aktivitas kehidupan kamu, misalnya makan di luar, pakaian, hiburan, dll. · Culture/budaya, yaitu pengeluaran yang bisa menambah pengetahuan dan wawasan misalnya buku, musik, film, dll. · Extra/tambahan, yaitu pengeluaran yang tidak terduga seperti hadiah, kado pernikahan, servis kendaraan, dll. 4. Buat goal/tujuan kamu pada bulan itu, misalnya liburan, beli laptop, dll. 5. Buatlah komitmen yang bisa menghemat uang pada bulan itu, misalnya berhenti merokok, bawa makan siang ke kantor, dll. 6. Pada akhir bulan dan akhir tahun, adu pendapatan dengan pengeluaran. Pada metode Kakeibo, pendapatan disimbolkan dengan babi dan pengeluaran disimbolkan dengan serigala. Tentu saja kamu bebas mengganti babi dengan domba atau kambing. Fokus pada Pos Pengeluaran Makan Pada Kakeibo, fokus utamanya adalah mengurangi pengeluaran untuk makanan yang biasanya memiliki porsi yang cukup besar dari total pengeluaran. Kakeibo membagi jenis makanan berdasarkan nutrisinya, yaitu: karbohidrat, daging dan ikan, susu dan telur, buah dan sayuran. Jadi dengan Kakeibo, selain mengatur keuangan kita juga bisa mengatur pola makanan. Metode Amplop Anggran Di Jepang, metode amplop anggaran ternyata masih menjadi metode yang direkomendasikan. Metode amplop anggaran yaitu membagi secara fisik anggaran berdasarkan kategori dan memasukkannye ka dalam amplop. Metode Amplop Anggaran Kelebihan metode amplop anggaran ini adalah kita tahu persis berapa anggaran yang tersedia untuk kategori pengeluaran tertentu, misalnya makan. Jika uang dalam amplop makan habis, ya sudah itu berarti habis. Berbeda jika kita tidak menggunakan amplop, kita masih bisa ambil dari pos pengeluaran lain sehingga pos untuk pengeluaran makan menjadi bengkak. Berdasarkan pengamatan saya, metode amplop anggaran ini masih banyak dipakai oleh keluarga di Indonesia. Berbasis Kas Metode Kakeibo ini cocok digunakan oleh orang Jepang yang masih menggunakan uang kas untuk pengeluaran sehari-hari. Dengan kultur seperti ini, Kakeibo sangat mungkin diterapkan oleh masyarakat Indonesia yang mayoritasnya masih lebih suka menggunakan uang kas. Metode Kakeibo ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Amerika dan Eropa yang mulai meninggalkan uang kas (less cash society). Mengapa Tidak Menggunakan Aplikasi? Timbul pertanyaan, mengapa Kakeibo tidak menggunakan aplikasi smartphone dalam metodenya? Mengapa masih menggunakan buku fisik dan tulisan tangan? Salah satu keuntungan menggunakan buku fisik dan tulisan tangan adalah memberikan perasaan dan pengalaman yang lebih bernilai dalam mengelola uang. Apakah kamu tertarik untuk mencoba metode Kakeibo ini?
0 komentar:
Posting Komentar